Sabtu, 28 April 2018

Pengertian, Contoh dan Cara Menghitung Biaya Peluang



Biaya Peluang (Opportunity Cost) adalah segala sesuatu yang dikorbankan untuk mendapatkan sesuatu. Setiap kali kita harus membuat keputusan atau memilih suatu tindakan, kita tidak hanya memilih, tetapi juga harus mempertimbangkan biaya peluang. Ada banyak pendapat menganai biaya peluang, diantaranya adalah sebagai berikut.

Menurut Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus, biaya peluang adalah biaya atas suatu keputusan karena memilih alternatif tertentu dengan mengorbankan alternatif lain. Biaya peluang bisa juga diartikan sebagai nilai barang atau alternatif yang dikorbankan atau dilepaskan.

N. Gregory Mankiw mengatakan bahwa biaya peluang adalah segala sesuatu yang harus Anda korbankan untuk memperoleh sesuatu.

Robert B. Ekelund, Jr. dan Robert D. Tollison mengatakan bahwa biaya peluang adalah biaya dari penggunaan sumber daya ekonomi untuk tujuan tertentu, yang diukur dalam ukuran keuntungan yang tidak jadi didapat karena tidak memilih alternatif itu dibandingkan dengan komoditi yang didapat sebagai gantinya karena memilih suatu alternatif.

Biaya peluang adalah nilai barang atau jasa yang paling berharga yang hilang.
Pembahasan mengenai biaya peluang sangat berkaitan dengan kebutuhan manusia yang bersifat tidak terbatas. Ketakterbatasan kebutuhan manusialah yang memunculkan terjadinya biaya peluang. Ketakterbatasan kebutuhan manusia mengharuskan manusia melakukan pilihan dalam memenuhi kebutuhannya. Pilihan inilah yang menciptakan biaya peluang (opportunity cost).


Dalam kehidupan sehari-hari kita akan selalu bertemu dengan biaya peluang.

CONTOH
1. Bila Tina memutuskan bekerja atau berproduksi sebagai karyawan pabrik maka Tina kehilangan kesempatan bekerja sebagai karyawan toko. Di sini biaya peluangnya adalah bekerja sebagai karyawan toko.
2. Bila Feri pada malam hari memilih menghabiskan waktunya untuk menonton pertandingan sepak bola maka Feri akan kehilangan waktu tidurnya. Di sini biaya peluangnya adalah kepuasan tidur semalam.
3. Bila Taufan memutuskan untuk menggunakan uangnya yang terbatas untuk membeli buku pelajaran maka Taufan kehilangan kesempatan untuk membeli satu kaset Jikustik. Di sini biaya peluangnya adalah satu kaset Jikustik.

Dari tiga contoh di atas maka biaya peluang dapat diartikan sebagai biaya yang dikorbankan untuk menggunakan sumber daya bagi tujuan tertentu, yang diukur dengan manfaat yang dilepasnya karena tidak digunakan untuk tujuan lain. Atau dengan bahasa yang lebih singkat, biaya peluang adalah biaya yang dikorbankan untuk memperoleh sesuatu yang lain.

Menghitung Biaya Peluang
Berikut ini akan diuraikan cara menghitung biaya peluang. Agar lebih jelas perhatikan contoh berikut.
a. Setelah lulus SMA, Farida mendapat 2 tawaran pekerjaan. Tawaran pertama sebagai pelayan toko di dekat rumah dengan gaji Rp400.000,- per bulan. Tawaran kedua sebagai pramusaji di sebuah rumah makan di kotanya dengan gaji Rp900.000,- per bulan.
Dengan beberapa pertimbangan, di antaranya ingin dekat keluarga, akhirnya Farida memutuskan bekerja sebagai pelayan toko. Keputusan Farida memilih bekerja sebagai pelayan toko telah menghilangkan peluang untuk bekerja sebagai pramusaji yang sebenarnya bisa memberikan pendapatan Rp900.000,- per bulan. Dengan demikian, biaya peluang yang ditanggung Farida dengan memilih bekerja sebagai pelayan toko adalah sebesar Rp900.000,- per bulan.
b. Sebagai lulusan terbaik dari sebuah perguruan tinggi terkemuka, Andrew mendapat 5 tawaran pekerjaan.
 

Dari lima tawaran tersebut, tinggal dua tawaran yang menarik hati Andrew. Pertama, tawaran bekerja di Jakarta dengan gaji Rp6.000.000,- per bulan dan satu lagi, tawaran bekerja di Tangerang dengan gaji Rp7.000.000,- per bulan. Setelah meminta pertimbangan orang tua dan teman, Andrew memutuskan memilih bekerja di Jakarta dengan gaji Rp6.000.000,- per bulan. Pilihan Andrew untuk bekerja di Jakarta telah menghilangkan peluang terbaiknya untuk bekerja di Tangerang dengan gaji Rp7.000.000,- per bulan. Karena opportunity cost selalu diukur dari nilai peluang terbaik yang dikorbankan atau yang tidak dipilih maka besarnya biaya peluang yang ditanggung Andrew dengan bekerja di Jakarta adalah sebesar Rp7.000.000,- per bulan.
c.  Dinda memiliki uang Rp80.000,-. Saat ini ia memerlukan kaos dan buku tulis. Harga satu kaos Rp15.000,- dan harga satu buku tulis Rp6.000,-. Karena ada dua kebutuhan maka ada beberapa kombinasi kebutuhan yang harus dipilih Dinda.

Menghitung Biaya Peluang 1

Dari 5 kombinasi di atas, awalnya Dinda ingin memilih kombinasi D, yaitu mendapat 4 kaos dan 3 buku tulis. Akan tetapi, karena ingin menghadiahi adiknya 2 buku tulis maka Dinda berubah memilih kombinasi C, yakni mendapat 3 kaos dan 5 buku tulis. Ini berarti untuk mendapatkan tambahan 2 buku tulis Dinda telah mengorbankan satu kaos. Dengan demikian, biaya peluang untuk mendapatkan tambahan 2 buku tulis adalah sebesar harga satu kaos, yaitu Rp15.000,-

Biaya peluang tidak hanya terjadi pada kegiatan konsumsi tapi juga terjadi pada kegiatan produksi. Perhatikan contoh berikut: Pak Tata seorang pengrajin mainan kayu sedang memenuhi pesanan dari dua pelanggan. Pelanggan pertama memesan mobil kayu, pelanggan kedua memesan boneka kayu. Karena keterbatasan modal maka Pak Tata harus mengatur produksinya. Ada beberapa kombinasi produksi yang bisa dipilih Pak Tata.

Menghitung Biaya Peluang 2

Untuk memuaskan pelanggan pertama (pemesan mobil kayu), awalnya Pak Tata memilih kombinasi D. Akan tetapi, pilihan D bisa merugikan pelanggan kedua (pemesan boneka kayu) karena hanya sedikit pesanannya yang bisa dipenuhi. Oleh karena itu, Pak Tata berubah memilih kombinasi C sehingga diharapkan bisa memuaskan kedua pelanggan. Perubahan pilihan dari D ke C menunjukkan bahwa Pak Tata harus mengorbankan 25 mobil kayu (115 - 90) untuk mendapatkan tambahan 50 boneka kayu. Karena harga satu mobil kayu Rp20.000,- berarti besar biaya peluang untuk mendapatkan 50 boneka kayu adalah 25 x Rp20.000,- = Rp500.000,-.

Berdasarkan tabel kombinasi produksi di atas, dapat pula dibuatkan kurva kemungkinan produksi, seperti tampak pada Gambar kurva 1.1. Dari kurva kemungkinan produksi tersebut ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan, sebagai berikut.

a. Kurva yang bergerak dari kiri atas ke kanan bawah (berlereng negatif) merupakan batas antara kombinasi yang dapat dicapai dengan kombinasi yang tidak dapat dicapai.
b. Titik A, B, C, D, E yang terletak pada kurva menunjukkan kombinasi penggunaan sumber daya yang efisien dan optimal.
c. Titik F merupakan contoh kombinasi yang dapat dicapai (attainable combination), tetapi tidak efisien karena tidak menggunakan sumber daya yang tersedia dengan optimal.
d. Titik G merupakan contoh kombinasi yang tidak dapat dicapai (unattainable combination) karena sumber daya yang ada tidak mencukupi.
e. Titik A dan E disebut kombinasi ekstrem karena kombinasi A tidak menghasilkan mobil kayu dan pada kombinasi E tidak menghasilkan boneka kayu.

Tidak ada komentar: